Oleh : Ali Sastramidjaja
KERAJAAN GALUH
Tahun 0534 – 1404 Caka (0640 – 1484 Masehi) = 870 tahun Candra (844 tahun Surya);
Jumlah Prabu 35 orang
Kala | 0534 – 0624 Caka (0640- 0727 Masehi) = 90 tahun |
Kerajaan | Galuh 1 |
Nama | Wretikandayun (nama masih kanak-kanak sang Amara), Raden Daniswara (dani = kerbau); ; lahir 0513 Caka (0619 Masehi), usia 21 – 111 tahun |
Gelar | Maharaja Suradarma Jayaprakosa |
Istri | nama kanak Manawati, Manakasih, putri Resi Makandria;nama remaja Pwahaci Bungatak Mangale‑ngale, Pwahaci Manawatinama gelar Permeswari Déwi Candrarasmi. |
Anak | 1 Sang Jatmika, Rahyang Sempakwaja, resiguru Galunggung, lahir 542 C (639 M)2 Sang Jantaka, Rahyang Kidul, Rahyang Wanayasa, resiguru Denuh, lahir 544 C (641 M)3 Sang Jalantara, Rahyang Mandiminyak, putra mahkota Galuh, lahir 546 C (643 M) |
Peristiwa | Pada tanggal 14 suklapaksa Caitra (6) 0534 Caka, (19 Mei 0640 Masehi), Galuh mulai didirikan oleh Wretikandayun, di dalam wilayah kerajaan Tarumanagara.Dalam tahun 0591 Caka, Tarumanagara diganti namanya menjadi Kerajaan Sunda. Setahun kemudian, tepatnya mulai tanggal 5 paro gelap bulan Asadha tahun 592 Caka; (05k, 09, 0592 Caka = 28 Nopember 0696 Masehi, Selasa Pahing/Kaliwon), Galuh memisahkan diri dari Kerajaan Sunda dan memerdekakan diri |
Catatan | 0534 – 0591 Caka (0640 – 0695 Masehi) = 57 tahun, usia 21 – 78, bawahan Tarumanagara0591 – 0592 Caka (0695 – 0696 Masehi) = 1 tahun, usia 78 – 79, Galuh bawahan Sunda0592 – 0624 Caka (0696 – 0727 Masehi) = 32 tahun, usia 79 – 111, Galuh mandiri, merdeka |
Mangkat | Selaku rajaresi di Menir, mangkat dalam usia 111 tahun pada taun 0624 Caka (0727 Masehi); berarti dilahirkan tahun 0513 Caka (0619 Masehi) |
Nama | Sang Surawana, Surawulan |
Istri | Sri Naragati |
Anak | Resi Makandriya atau Rahiyang Kebo Wulan |
Nama | Resi Makandriya atau Rahiyang Kebo Wulan |
Istri | Déwi Akasari Jabung atau Pwahaci Manjangandara |
Anak | nama kanak Manawati, Manakasihnama remaja Pwahaci Bungatak Mangale‑ngale, Pwahaci Manawatinama gelar Permeswari Déwi Candrarasmi. |
Kala | 0542 – 0651 Caka (0647 – 0753 Masehi) ,lahir 0542 C, usia 109 tahun, wafat 0651 C |
Wilayah | Galuh di Galunggung |
Nama | Sang Jatmika, Rahiyang Sempakwaja |
Gelar | Resiguru Galunggung, Batara Dangiang Guru |
Istri | Pwahaci Rababu, Déwi Wulansari |
Anak | 1 Rahiyang Purbasura, lahir 0565 Caka (0670 M)2 Rahiyang Demunawan, Sang Seuweukarma, lahir 0568 C (0673 M). |
Skandal | Mandiminyak dengan Rababu, dalam tahun 0583 Caka (0687 Masehi) melahirkan anak yang diberi nama Sang Sena atau Sang Bratasenawa |
Catatan | Karena giginya patah (semplak), maka ia tidak jadi raja, meski anak sulung |
Kala | 0544 Caka (0641 Masehi) |
Wilayah | Galuh di Denuh |
Nama | Sang Jantaka, lahir 0544 Caka (0641 Masehi) |
Gelar | Resiguru Wanayasa, Resiguru di Denuh, disebut Rahiyang Kidul |
Istri | – |
Anak | Balangantrang |
Kala | 0624 – 0631 Caka ( 0727 – 0734 Masehi) = 7 tahun |
Kerajaan | Galuh 2 |
Nama | Mandiminyak atau Sang Jalantara, lahir 0546 Caka (0643 Maehi), usia 78 – 85 tahun |
Gelar | Prabu Suraghana, disebut juga Prabu Suradharmaputra |
Istri | Dewi Parwati, Dewi Pragawati , putri Ratu Dewi Sima, kerajaan KalinggaDewi Parwati tetap di Kalingga karena menjabat ratu Kalingga |
Anak | 1 dari Rababu bernama Sena atau Batarasena (usia 41 – 48 tahun)2 dari Parwati bernama Sanaha (usia 36 – 43 tahun) |
Peristiwa | Adik kakak lain ibu ini dikawinkan dalam tahun 604 Caka (0707 Masehi)Sena 21 th, Sanaha 16 th. Pasangan ini beranak Sanjaya (19 – 26 tahun) |
Kala | 0631- 0638 Caka (0734- 0741 Masehi) = 7 tahun |
Kerajaan | Galuh 3 |
Nama | Sena, (usia 48 – 55 th) |
Nama gelar | Prabu Bratasenawa |
Istri | Dewi Sanaha |
Anak | Sang Jamri, Sanjaya, lahir 0605 Caka (0708 Masehi). usia 26 – 33 th |
Peristiwa | 0638 Caka, tahta kerajaan direbut oleh Sang Purbasura, putera Sempakwaja dan Pwahaci Rababu. Sena sekeluarga dan kerabatnya terusir dan pergi ke ibunya di Medang |
Kala | 0638 – 0645 Caka (0741 – 0747 Masehi) = 7 tahun |
Kerajaan | Galuh 4 |
Nama | Sang Purbasura, lahir 0565 Caka (0670 Masehi), usia 73 – 80 th, putra sulung Sempakwaja |
Nama gelar | Prabu Purbasura Jayasakti Mandraguna |
Istri 1 | putri Ki Balangantrang. Sang istri meninggal muda tanpa anak |
Istri 2 | Citrakirana, putri sulung Padmahariwangsa, prabu Indraprahasta 13, kakak Wiratara |
Anak | Wijayakusuma |
Peristiwa | Karena Purbasura merasa lebih berhak menjadi Prabu Galuh, maka tahta kerajaan direbut dari Sena. Sang Purbasura mendapat bantuan bala tentara dan senjata dari Kerajaan Indraprahasta, juga bala tentara Sriwijaya dari Pulau Sumatra. Oleh karena itu Sang Sena bersama pelayannya, keluarganya, dan beberapa raja wilayah dengan bala tentaranya mengungsi ke Jawa Tengah di Medang Mataram bersama istrinya Dewi Sannaha |
Gugur | tahun 0645 Caka (0747 Masehi) , Purbasura gugur waktu Galuh diserang dan tahta kerajaan direbut oleh Sanjaya (Sunda) karena ayahnya diusir dan kerajaan direbut. |
Kala | 0645 Caka (0747 Masehi) |
Perisriwa | Sunda menyerang GaluhSetelah Prabu Tarusbawa wafat, diganti oleh Sanjaya menjadi raja Sunda. Sanjaya menaruh dendam kepada Purbasora, karena dulu telah merebut tahta Galuh dan mengusir Sena, ayahnya Sanjaya. Dendam ini diwujudkan dengan merencanakan perebut Galuh kembali dengan membunuh Purbasora.Mla-mula Sanjaya pergi ke Denuh (sekarang di Tasikmalaya selatan) untuk menemui Rajaresi Wanayasa Rahyang Kidul. Maksudnya ialah agar Wanayasa bersedia membantu menggulingkan Purbasora dan diganti oleh Bimaraksa atau Balangantrang, putra sulung Resiguru Wanayasa. Tapi ia menolak. Ia memilih bersikap netral. Lalu Sanjaya berangkat ke Rabuyut Sawal dengan maksud yang sama.Setelah mendapat ijin, maka gunung Sawal dijadikan markas tentara untuk menyerang Galuh. Dengan angkatan bersenjata yang terlatih, maka pada tengah malam, angkatan bersenjata Sanjaya berhasil masuk ke keraton Galuh dan membunuh Prabu Purbasora. Dalam penyerbuan itu seluruh penghuni keraton gugur. Balangantrang yang juga menyaksikan kejadian ini dibiarkan lolos. Ia kemudian bermukim di Geger Sunten.
Kelak dari tempat ini menjadi bencana yang menimpa keluarga Sanjaya. |
Selanjutnya Rahiyang Sanjaya menjadi raja Galuh pada tahun 0645 Caka, bulan Caitra, tanggal 14 paro‑gelap (14k-06-0645 Caka = 11 Feb.0748 Masehi).Semenjak waktu itulah Rahiyang Sanjaya atau Maharaja Harisdharma menjadi raja Sunda dan Galuh. | |
Kala | 0645 – 0654 Caka (0748 – 0756 Masehi) = 9 tahun |
Penobatan | tanggal: 14k Caitra (6) 0645 Caka (11 Feb 0748 Masehi) menjadi raja Galuh 5 |
Kerajaan | Sunda (2) – Galuh (5), tanpa Saunggalah |
Nama | Rahiyang Sanjaya (usia 42 – 49 th) |
Gelar | Maharaja Harisdharma |
Istri | Sekar Kancana atau Teja Kancana, putri Sunda Sembada, Cucu Tarusbawa |
Gelar istri | Dewi Tejakencana Hayupurnawangi |
Anak | Tamperan |
Catatan | Sejak itu Rahiyang Sanjaya menjadi raja Sunda dan Galuh.Setelah peristiwa itu, Rahiyang Sanjaya tinggal di ibu kota kerajaan Sunda. Sedangkan kerajaan Galuh dikuasakan kepada Prabu Permanadikusuma, cucu Prabu Purbasura, sebagai raja bawahan kerajaan SundaSang Patih Anggada sebagai duta patih atau wakil raja, ialah penguasa yang memberi perintah kepada ratu‑ratu taklukan, wakil pejabat kerajaan kepada ratu‑ratu wilayah
Kemudian wakil Rahiyang Sanjaya ialah puteranya sendiri dari isterinya, puteri Sunda, wakil penguasa itu ialah Raden Anom Barmawijaya atau Rahiyang Tamperan |
654 Caka (756 Masehi), kekuasaan Sanjaya di Jawa Barat dibaginya dua kawasan, antaranya sebagian kepada uwanya ialah wilayah Saunggalah, sebagian lagi diberikan kepada puteranya, Rakeyan Tamperan, yang memerintah Sunda dan Galuh wilayahnya |
———————————————————————————————————-
. . . . . . . . . untuk data sejarah & silsilah lengkapnya, anda dapat membeli buku ini pada kami.
Informasi lengkap pada :
Buku : Data Kala Sejarah Kerajaan – Kerajaan di Jawa Barat
* * *
Artikel terkait :
Kerajaan Salakanagara
Kerajaan Tarumanagara
Wangsa Sanjaya
Kerajaan Saunggalah
Kerajaan Sunda Kelapa – Jayakarta – Batavia
Tabel Pemimpin Kerajaan Sunda, Galuh
Ki Sunda di Tatar Sunda-Indonesia
Kalender Sunda & Revisi Sejarah
Amanat Galunggung Prabu Darmasiksa Leluhur Sunda
Pangeran Wangsakerta Sang Sejarawan
Dalam Kenangan, Abah Ali Sastramidjaja
Prasasti Ciarunteun Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Perbedaan Batu Tulis, Petilasan & Makam
The Differences between Written-Stone, Petilasan Sites (Paths in the past) & Tomb
Baduy-Sebuah Perjalanan Batin ke Suku Kuno tahun 1959
Sejarah Bangsa & Tanah Air Indonesia (Purbakala/The Last Continent)
Peninggalan Prasejarah Masa Perundagian
Prehistoric Remains from Neolitic Stage
Peninggalan Prasejarah Zaman Bercocok Tanam
Prehistoric Remains from the Bronze-Iron Age
Prehistoric Sites Along the Banks of Ciliwung River
Peta Lokasi Situs Prasejarah di Daerah Aliran Sungai Ciliwung
Tokoh-Tokoh Galuh Menurut Wangsakerta
Galuh Berarti Putri Bangsawan atau Sejenis Batu Permata
Keberadaan Galuh Sepanjang Sejarahnya, Sang Manarah
Boats & Ships during Kingdoms Era in Nusantara Archipelago
Perahu-Perahu di Masa Kerajaan Nusantara
Asal-Usul Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia
Musik Etnik Nusantara/Nusantara Ethnic Music
Musik Yoga, Meditasi & Terapi / Yoga, Meditation & Therapy Music
Leave a comment