Wangsa Sanjaya

Oleh : Ali Sastramidjaja

Kala 0605 Caka
Lahir Sang Jamri, Sanjaya
Ayah Sena, Prabu Bratasenawa (usia 22 th), Galuh
Ibu Dewi Sanaha, Kalingga
Tokoh 623 Caka, pergi ke kerajaan Sunda, menjadi ahli perang625 Caka , menikah dengan Sekar Kancana, putri Sunda645 Caka, Prabu di Sunda 2, penerus dari Tarusbawa 

645 Caka, Prabu di Galuh 5, merebut dari Purbasora

654 Caka, Prabu Medang 1 di bumi Mataram, (Kalingga diganti nama menjadi Medang di Mataram)

Wafat 676 Caka, Sanjaya wafat di Medang, dalam usia 71 tahun

Adapun Rakyan Sanjaya putera raja Bratasennawa namanya.

Raja Bratasennawa puteranya Sang Mandiminyak, raja kerajaan Galuh di bumi Jawa Barat. Demikianlah, asal riwayatnya menurut tulisannya sang mahakawi, mengenai pertaliannya raja-raja Medang di bumi Mataram di tengah Pulau Jawa, sebuah pulau yang sangat dikagumi oleh sekalian penduduk.

Segala pemujaan dewa ada di situ. Di tengah bumi Pulau Jawa ada dua wangsa besar, yaitu wangsa Sanjaya dan wangsa Sailendra. Adapun wangsa Keling dan sejumlah wangsa lain lagi ada juga di situ.

Begini asal mula riwayat nenek‑moyang wangsa Sanjaya.

Sang Resiguru Sempakwaja tinggal di Galunggung wilayahnya Ia beristerikan pohaci Rababu namanya, seorang wanita yang sangat mempesona rupanya, bagaikan bulan penuh tanggal 14 paruh bulan terang, demikian hal ihwal kecantikannya.

Adik Sempakwaja, ialah Prabhu Mandiminyak namanya, menjadi raja di Galuh di bumi Jawa Barat. Pada waktu Sang Mandiminyak usianya remaja dijadikan putera mahkota. Ia dengan pohaci Rababu saling jatuh cinta. Oleh karena itu, Sang Mandiminyak dengan pohaci Rababu bersetubuh, karena keduanya telah benar-benar cinta, dan tidak diketahui oleh suaminya.

Kemudian pohaci Rababu mengandung, lalu melahirkan seorang putera laki-laki yaitu Sang Senna namanya. Sesungguhnya dari perkawinan pohaci Rababu dengan Sang Sempakwaja telah lebih dahulu berputera dua orang laki-laki, di antaranya masing-masing ialah Sang Demunawan namanya dan Sang Purbasora namanya.

Selanjutnya, Sang Mandiminyak ialah Sang Kumara kerajaan Galuh menikah dengan Dewi Parwati namanya. Adapun Dewi Parwati Itu puteri Dewi Sima namanya, rajarani di kerajaan Keling di bumi tengah Pulau Jawa. Dewi Sima menjadi ratu pada tahun 596 Caka (700 Masehi), menggantikan suaminya ialah Prabhu Kartikeyasingha, atau yang wafat di Gunung Mahameru gelarnya yang lain. Kerajaan ini bersahabat akrab dengan Maharaja Cina. Duta kerajaan Keling ada di sana, duta kerajaan Cina.ada di sini. Prabhu Kartikeyasingha telah dua kali mengirimkan dutanya pembesar-pembesar kerajaan ke kerajaan Cina, pertama pada tahun 570 Caka (674 Masehi), kedua pada tahun 588 Caka (692 Masehi), yaitu pada permulaan Sang Prabhu memerintah kerajaan.

Adapun asal mula wangsanya Sang Prabhu ialah dari negeri Bharata bagian selatan. Ayahnya, Sang Prabhu Keling, pada waktu memerintah kerajaan 8 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 562 Caka (667 Masehi) dan pada tahun 554 Caka (657 Masehi) mengirim dutanya ke kerajaan Cina, karena itu juga duta kerajaan Cina datang ke sini. Dari perkawinan Sang Prabhu Kartikeyasingha dengan Dewi Sima, berputera 2 orang wanita dan laki‑laki, masing-masing ialah yang wanita Dewi Parwati diperisteri oleh Sang Mandiminyak dari Galuh, yang laki‑laki Sang Narayan namanya.

Sesudahnya Dewi Sima wafat pada tahun 617 Caka (720 Masehi), kemudian kerajaan dibuat dua wilayah kerajaan, di antaranya ialah yang wanita, Dewi Parwati, di sebelah utara, yang laki-laki, Sang Narayan, di sebelah selatan. Sang Mandiminyak, suami Dewi Parwati, tidak menggantikan di situ, karena ia menjadi raja di kerajaan Galuh.

Dari pernikahan Prabhu Mandiminyak dengan Dewi Parwati berputeralah seorang wanita, Dewi Sannaha namanya. Kemudian Dewi Sannaha diperisteri oleh Sang Bratasennawa, putera Sang Mandiminyak dengan Pohaci Rababu, istri Sang Sempakwaja. Dari pernikahan Sang Bratasennawa dengan Dewi Sannaha berputeralah laki-laki ialah Sanjaya, yang memperoleh gelar penobatan Sang Prabhu Sanjaya Ksatra Bhamaprakramayuddhenipuna Bratasennawaputra. Sang Sanjaya pertama-tama menjadi raja di Jawa Barat lamanya 9 tahun. Kemudian pada tahun 654 Caka (756 Masehi) hingga tahun 697 Caka (798 Masehi) ia menjadi raja di Jawa Tengah bumi Pulau Jawa. Adik Dewi Parwati ialah Sang Narayan menjadi raja di wilayah selatan pada tahun 617 Caka (720 Masehi) hingga 664 Caka (766 Masehi). Setelah Prabhu Narayan wafat, selanjutnya digantikan oleh puteranya ialah Sang Prabhu Dewa Singha namanya.

Namun kedua kerajaan itu ada di bawah kekuasaan Prabhu Sanjaya. Adapun negara di bagian tengah Pulau Jawa itu, terkenal namanya dengan sebutan kerajaan Medang di bumi Mataram. Untuk pertama kalinya nama Medang berasal pada masa Sanjaya memerintah di bagian tengah bumi Pulau Jawa. Pada waktu itu Sang Prabhu Dewa Singha memerintah wilayah selatan yang tunduk di bawah kekuasaan Sanjaya. Di situ Sanjaya menjadi raja selaku mahaprabhu, karena sekalian raja‑raja tetangga di Jawa Tengah dan Jawa Timur di bawah perintah Sanjaya.

Beberapa tahun yang telah lalu, raja-raja Jawa Barat dikalahkan oleh Sanjaya, bahkan beberapa kerajaan di Swarnabhumi dan Sanghyang Hujung dan kerajaan lainnya lagi ditundukkan oleh Sanjaya. Banyaklah keturunannya di Pulau Jawa menjadi raja, ada yang menjadi rakyan mahamentri, ada yang menjadi pranarajya, pembesar kerajaan, begitulah ada yang berdiam di Swarnabhumi, di Sanghyang Hujung, Yawana, negri Bharata; negeri Cina, melahirkan keturunan di sana ia banyaklah memperoleh kemenangan pada waktu berperang.

Angkatan bersenjatanya terdiri dari orang Sunda dan orang Jawa, yang dibawa olehnya sepanjang mereka setia dengan bersenjata lengkap menyerang musuh dengan berani. Tetapi buruknya Sanjaya bertabiat angkuh, gemar merebut kekuasaan raja yang lain, kemudian ditundukkan olehnya, tetapi raja yang setia tunduk kepadanya, lalu diangkat menjadi raja kembali.

Sanjaya disebut raja Pulau Jawa.

Demikianlah, setelah ia membunuh Prabhu Galuh Sang Purbasora di medan perang. Sejak waktu itu ia menjadi raja di kerajaan Galuh. Sementara itu, lalu negara Galuh bertambah besar termasuk Sunda dan Jawa wilayahnya.

Adapun Prabhu Sanjaya nenek-moyangnya berasal dari Sunda‑Keling, karena moyang dari ibunya dari Keling, ialah wangsa Kalingga, sedangkan moyang dari ayahnya dari Sunda­ Galuh ialah wangsa Sunda. Pamannya, Prabhu Dewa Singha putera Sang Prabhu Narayana, menjadi raja wilayah selatan menggantikan ayahnya.

. . . . . . . . . untuk data sejarah & silsilah lengkapnya, anda dapat membeli buku ini pada kami.

Informasi lengkap pada :

Buku : Data Kala Sejarah Kerajaan – Kerajaan di Jawa Barat

* * *

Artikel terkait :

Kerajaan Salakanagara

Kerajaan Tarumanagara

Kerajaaan Indraprahasta

Kerajaan Kendan

Kerajaan Galuh

Kerajaan Sunda

Kerajaan Saunggalah

Kerajaan Sunda-Galuh

Kerajaan Kuningan

Kerajaan Cirebon

Perang (Pasundan) Bubat

Kerajaan Sumedang Larang

Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Sunda Kelapa – Jayakarta – Batavia

Kerajaan Banten

Kerajaan Talaga

Tabel Pemimpin Kerajaan Sunda, Galuh

Ki Sunda di Tatar Sunda

Menapaki Perjalanan Sunda

Kalender Sunda & Revisi Sejarah

Makanan Sunda

Susunan Warna Kasundaan

Amanat Galunggung Prabu Darmasiksa Leluhur Sunda

Pangeran Wangsakerta Sang Sejarawan

Dalam Kenangan, Abah Ali Sastramidjaja

Ketika Jawa Bertemu Belanda

Ras Nusantara

Prasasti Batu Tulis Bogor

Prasasti Ciarunteun Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Perbedaan Batu Tulis, Petilasan & Makam

The Differences between Written-Stone, Petilasan Sites (Paths in the past) & Tomb

Baduy-Sebuah Perjalanan Batin ke Suku Kuno tahun 1959

Kebon Raya Bogor

Sejarah Bangsa & Tanah Air Indonesia (Purbakala/The Last Continent)

Peninggalan Prasejarah Masa Perundagian

Prehistoric Remains from the Bronze-Iron Age

Peninggalan Prasejarah Masa Perundagian

Prehistoric Remains from Neolitic Stage

Prehistoric Sites Along the Banks of Ciliwung River

Peta Lokasi Situs Prasejarah di Daerah Aliran Sungai Ciliwung

Tokoh-Tokoh Galuh Menurut Wangsakerta

Galuh Berarti Putri Bangsawan atau Sejenis Batu Permata

Keberadaan Galuh Sepanjang Sejarahnya, Sang Manarah

Gurindam Dua Belas

Boats & Ships during Kingdoms Era in Nusantara Archipelago

Perahu-Perahu di Masa Kerajaan Nusantara

Asal-Usul Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia

Musik/Music

Musik Etnik Nusantara/Nusantara Ethnic Music

Musik Yoga, Meditasi & Terapi / Yoga, Meditation & Therapy Music

5 responses to “Wangsa Sanjaya”

  1. tertarik untuk mengoleksi guna perpustakaan di Kasepuhan Banten Kidul.

    1. Salam budaya.
      Bagi pembaca yang berminat memiliki buku ini, silahkan mengikuti link berikut : https://artshangkala.wordpress.com/2009/10/10/buku-data-kala-sejarah-kerajaan-kerajaan-di-jawa-barat/
      Haturnuhun,
      Shangkala

    2. Sampurasun.
      Ibu Amel dapat memesannya langsung pada kami. Detail lengkapnya di sini : https://artshangkala.wordpress.com/2009/10/10/buku-data-kala-sejarah-kerajaan-kerajaan-di-jawa-barat/
      Konfirmasi kami kembali melalui email ya bu.
      Haturnuhun,
      Shangkala

Leave a comment