Tokoh-tokoh Galuh Menurut Wangsakerta

Diambil dari :

Harian Pikiran Rakyat, 17 Mei 1990
Oleh : Atja


Keberadaan Galuh Sepanjang Sejarahnya (3-habis)
Tokoh-tokoh Galuh Menurut Wangsakerta

Pada “Carita Parahiyangan” ditegaskan Kerajaan Galuh didiri­kan oleh Sang Wretikandayun, ba­ginda berkuasa 90 tahun, tokoh-­tokoh selanjutnya dapat kita ikuti dari uraian Pangeran Wangsakerta dalam CP-V (Atja 1990 pe­nyunting), teks hlm. 72-9.

(1) Sang Wretikandayun ber­kuasa di Galuh, pada tahun 534-­592 Saka (612/3-670/1 Masehi), lamanya 58 tahun, sebagai ratu wi­layah di bawah Tarumanagara. Pa­da tahun 592-624 Saka (670/1-702/3 Masehi), selama 32 tahun sebagai raja Galuh merdeka.

(2) Sang Mandiminyak berkuasa pada tahun 624-631 Saka (702/3­-709/10 Masehi), lamanya 7 tahun sebagai ratu Galuh.

(3) Sang Senna, berkuasa pada tahun 631-638 Saka (709/10-716/7 Masehi), lamanya 7 tahun sebagai ratu Galuh.

(4) Sang Purbasura, pada tahun 638-645 Saka (716/7-723/4 Mase­hi), lamanya 7 tahun sebagai ratu Galuh.

(5) Sang Sanjaya, pada tahun 645-654 Saka (723/4-732/3 Mase­hi), lamanya 9 tahun sebagai maharaja Galuh dan Sunda.

(7) Sang Tamperan, ada tahun 654-661 Saka (732/3-739/40 Mase­hi) sebagai maharaja Galuh dan Sunda, lamanya 7 tahun. Sebelum­nya baginda menjadi ratu wilayah Sunda, pada tahun 645-654 Saka (723/4-732/3 Masehi), lamanya 9 tahun.

(8) Sang Manarah pada tahun 661-705 Saka, lamanya 44 tahun se­bagai raja Galuh.

(9) Sang Manisri pada tahun 705­-721 Saka (783/4-799/800 Masehi), lamanya 16 tahun sebagai raja Galuh.

(10) Sang Tariwulan, pada tahun 721-728 Saka (799/800-806/7 lama­nya 7 tahun, sebagai raja Galuh.

(11) Sang Welengsa pada tahun 728-735 Saka (806/7-813/4 Masehi, lamanya 7 tahun, sebagai raja Galuh.

(12) Prabhu Linggabhumi, pada tahun 735-774 Saka 813/4-852/3 Masehi), lamanya 39 tahun sebagai raja Galuh.

(13) Danghyang Guru Wisud­dha, pada tahun 774-842 Saka (852/ 3-920/1 Masehi), lamanya 68 tahun sebagai ratu wilayah Galuh, kare­na Galuh dan Sunda berada di ba­wah kekuasaan Rakeyan Wuwus.

(14) Prabhu Jayadrata, pada ta­hun 843-871 Saka (921/2-949/50 Masehi), lamanya 29 tahun sebagai ratu Galuh yang berdiri sendiri.

(15) Prabhu Harimurtti pada ta­hun 871-888 Saka (949/50-966/7 Masehi).

(16) Prabhu Yuddhanagara, pa­da tahun 888-910 Saka (966/7-988/9 Masehi), lamanya 22 tahun sebagai ratu Galuh.

(17) Prabhu Linggasakti, pada tahun 910-934 Saka (988/9-1012/3 Masehi), lamanya 24 tahun sebagai ratu Galuh.

(18) Resiguru Dharmmasatya­dewa, pada tahun 934-949 Saka (1012/3-1027/8 Masehi), sebagai raja wilayah Galuh.

(19) Prabhu Arya Tunggalning­rat, pada tahun 987-1013 Saka (1065/6-1091/2 Masehi), lamanya 26 tahun, sebagai raja wilayah Galuh.

(20) Resiguru Bhatara Hyang Purnawijaya, pada tahun 1013­-1033 Saka, lamanya 20 tahun seba­gai ratu wilayah Galuh.

(21) Bhatari Hyang Janawati, pada tahun 1033-1074 Saka (1111/2-1152/3 Masehi), lamanya 41 ta­hun sebagai raja Galuh dengan ibu­kota Galunggung.

(22) Prabhu Dharmmakusuma, pada tahun 1074-1079 Saka (1152/3-1157/8 Masehi), lamanya 5 tahun sebagai maharaja Galuh dan Sunda.

(23) Prabu Guru Dharmmasiksa, pada tahun 1097-1219 Saka (1157/8-1297/8 Masehi, lamanya 122 ta­hun, sebagai maharaja Galuh dan Sunda.

(24) Rakeyan Saunggalah, pada tahun 1109-1219 Saka (1167/8-­1297/8 Masehi), sebagai ratu wi­layah Galuh, kemudian pada tahun 1219-1225 Saka (1297/8-1303/4 Ma­sehi), menjadi maharaja Galuh dan Sunda.

(25) Maharaja Citragandha, pa­da tahun 1225-1233 Saka (1303/4­-1311/2 Masehi, lamanya 8 tahun sebagai penguasa Galuh dan Sunda.

(26) Maharaja Linggadewata, pada tahun 1233-1255 Saka 1311/2-1333/4 Masehi), lamanya 22 ta­hun sebagai penguasa Galuh dan Sunda.

(27) Maharaja Ajiguna, pada ta­hun 1255-1262 Saka (1333/4-1340/1 Masehi), lamanya 7 tahun sebagai penguasa Galuh dan Sunda.

(28) Maharaja Ragamulya, pada tahun 1262-1272 Saka (1340/1­-1350/1 Masehi, lamanya 10 tahun sebagai penguasa kerajaan Galuh dan Sunda.

(29) Prabhu Maharaja Lingga­bhuwana pada tahun 1272-1279 Sa­ka (1350/1-1357/8 Masehi), lama­nya 7 tahun, sebagai penguasa ke­rajaan Galuh dan Sunda.

(30) Mangkubhumi Suradhipati, sebagai penguasa kerajaan Galuh dan Sunda, pada tahun 1279-1293 Saka (1357/8-1371/2 Masehi), lamanya 14 tahun.

(31) Niskalawastu Kancana, pa­da tahun 1293-1397 Saka (1371/2­-1475/6 Masehi) lamanya 104 tahun, sebagai penguasa kerajaan Galuh dan Sunda.

(32) Dewaniskala atau Ningrat­kancana, pada tahun 1397-1404 Sa­ka (1475/6-1482/3 Masehi), lama­nya 7 tahun sebagai raja Galuh.

(33) Prabhu Ningratwangi, pada tahun 1404-1423 Saka 1482/3-­1501/2 Masehi), lamanya 19 tahun, sebagai ratu wilayah Galuh.

(34) Prabhu Jayaningrat, pada tahun 1423-1450 Saka (1501/2-­1528/9 Masehi), lamanya 2 tahun, sebagai ratu wilayah Galuh ter­akhir, karena kerajaan Galuh ditaklukkan oleh kerajaan Cirebon. Semenjak waktu itu kerajaan Ga­luh dan kerajaan-kerajaan kecil lainnya berada di bawah kekuasa­an Cirebon, yang diperintah oleh Susuhunan Jati.

10. Wilayah Galuh semenjak ta­hun 1528 selalu merupakan bagian dari Cirebon, bagaimanapun perubahan ketatanegaraan terjadi di negara kita, baru pada tahun 1916 terjadi perubahan, dan untuk selanjutnya dimasukkan menjadi bagian dari kabupaten-kabupaten Priangan (Preanger Re­genstschappen).

Sesungguhnya yang disebut dae­rah Galuh sebelum tahun 1916, adalah wilayah paling selatan dari Keresidenan Cirebon, yang dibata­si dengan Sungai Cijolang dengan Keresidenan Banyumas, dan di se­belah selatan dan barat dibatasi oleh Citanduy dengan Keresidenan Priangan, luasnya 1124 km2, dan terdiri atas 4 distrik: Ciamis, Ran­ca, Panjalu dan Kawali, Ibukota­nya: Ciamis.

Pada awal abad ke-17 Masehi termasuk wilayah Kerajaan Mata­ram. Menurut anggapan ma­syarakat sisa peninggalan ibukota (dayeuh Galuh terletak di sebuah hutan purba dekat Batununggal (± 20 km di sebelah Kota Ciamis seka­rang). Pada tahun 1641 Masehi Ga­luh dibagi menjadi 4 kabupaten ia­lah: Imbanagara, Utama, Bojong­lopang, dan Kawasen. Ibukota (dayeuh) sama dengan nama kabu­patennya. Dua kabupaten terletak di Galuh, dan dua lagi di wilayah Priangan.

Penduduk pribumi Galuh se­muanya berbahasa Sunda, demiki­an juga cara berpakaian, adat dan pengaturan desa tidak berbeda de­ngan wilayah Priangan dan daerah-­daerah lain yang berbahasa Sunda.

Kabupaten Ciamis sekarang di­perluas dengan beberapa distrik yang terletak di sebelah selatan Su­ngai Citanduy, tadinya merupakan bagian dari Kabupaten Tasikma­laya. Pada waktu Rawa Lakbok di­keringkan, yang dikerjakan berda­sarkan prakarsa Bupati Tasikmalaya terjadi sekitar tahun-tahun 30­-an.

Setelah negara Republik Indo­nesia diproklamasikan, Ciamis me­rupakan sebuah kabupaten di wi­layah Priangan berdasarkan Un­dang-undang RI 1945/1, sebagai warisan zaman kolonial di Jawa dan Madura dibagi menjadi 17 ke­residenan, kota otonom di Jawa 18, dan kabupaten otonom 67 buah.

* * *

Artikel terkait :

Ki Sunda di Tatar Sunda (Indonesia)

Ki Sunda di Tatar Sunda (Sunda)

Menapaki Perjalanan Sunda

Kalender Sunda & Revisi Sejarah

Makanan Sunda

Susunan Warna Kasundaan

Amanat Galunggung Prabu Darmasiksa Leluhur Sunda

Dalam Kenangan, Abah Ali Sastramidjaja

Ras Nusantara

Ketika Jawa Bertemu Belanda

Prasasti Batu Tulis Bogor

Prasasti Ciarunteun Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Perbedaan Batu Tulis, Petilasan & Makam

The Differences between Written-Stone, Petilasan Sites (Paths in the past) & Tomb

Baduy-Sebuah Perjalanan Batin ke Suku Kuno tahun 1959

Kebon Raya Bogor

Sejarah Bangsa & Tanah Air Indonesia (Purbakala/The Last Continent)

Peninggalan Prasejarah Masa Perundagian

Prehistoric Remains from the Bronze-Iron Age

Prehistoric Remains from Neolitic Stage

Peninggalan Prasejarah Zaman Bercocok Tanam

Prehistoric Sites Along the Banks of Ciliwung River

Peta Lokasi Situs Prasejarah di Daerah Aliran Sungai Ciliwung

Galuh Berarti Putri Bangsawan atau Sejenis Batu Permata

Keberadaan Galuh Sepanjang Sejarahnya, Sang Manarah

Gurindam Dua Belas

Boats & Ships during Kingdoms Era in Nusantara Archipelago

Perahu-Perahu di Masa Kerajaan Nusantara

Asal-Usul Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia

Musik – Ayun Ambing

Musik – Kacapi Suling

Kerajaan Salakanagara

Kerajaan Tarumanagara

Kerajaaan Indraprahasta

Kerajaan Kendan

Kerajaan Galuh

Kerajaan Sunda

Wangsa Sanjaya

Kerajaan Saunggalah

Kerajaan Sunda-Galuh

Kerajaan Kuningan

Kerajaan Cirebon

Perang (Pasundan) Bubat

Kerajaan Sumedang Larang

Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Sunda Kelapa – Jayakarta – Batavia

Kerajaan Banten

Kerajaan Talaga

Tabel Pemimpin Kerajaan Sunda, Galuh

Musik/Music

Musik Etnik Nusantara/Nusantara Ethnic Music

Musik Yoga, Meditasi & Terapi / Yoga, Meditation & Therapy Music

Leave a comment