Oleh Desie A. Sari
Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia menjuarai kejuaraan-kejuaraan pencak silat internasional. Hal mengagumkan ini tak lepas dari peran banyak orang yang terlibat di dalamnya dalam mendongkrak pencak silat nasional. Salah satunya adalah peran pelatih yang merupakan guru PS Tadjimalela yang diutus untuk melatih timnas Pencak Silat Indonesia, yaitu Bapak Sutarna S.Pd atau yang lebih akrab dipanggil Kang Tarna.
Berikut ini adalah pengalaman Kang Tarna yang dapat kita petik sebagai pengajaran kepada kita anak-anak bangsa :
Tahun 2006 Kang Tarna pertama ditugaskan melatih timnas Pencak Silat Indonesia. Merupakan gambaran yang cukup berat bagi timnas kita, karena sudah 10 tahun berturut-turut, Indonesia yang mengklaim silat sebagai asalnya dari negeri ini, ternyata tak sekalipun juara umum, bahkan sempat amblas juara 5 dunia. Selalu tim yang juara umum pada saat itu adalah Vietnam.
Pelatih timnas yang ditugaskan ada 2 pelatih. Satu pelatih tanding dan satu pelatih seni. Kang Tarna adalah pelatih tanding. Karena simbol burung gagak sebagai lambang PS Tadjimalela adalah maju terus pantang mundur. Kang Tarna tak pernah berpikir kalah. Saat itu ia ditanya para pengurus besar PB IPSI, ia menjawab, “Saya tidak akan kalah, timnas Indonesia juara umum”. Hal ini disepakati bersama oleh para pelatih dan timnas. Mereka menggunakan jurus dan teknik PS Tadjimalela. Mereka sudah bertekat sebagai satu kesatuan dan berpikiran positif atas apapun yang dialami dan yang dilakukan.
Pada saat itu adalah masa peralihan kepengurusan IPSI lama ke pengurusan yang baru. Maka pelatihan timnas pun mengalami beberapa kali perubahan. Dari yang latihan militer bersama Kopasus (latihan menembak, lari) kemudian pindah lokasi latihan dan berlatih menangkap ular, menyembelihnya juga berendam di kali. Kemudian terakhir timnas dikirim untuk latihan di Cina (yang bukan negeri silat, tapi negeri kungfu dan taichi) dengan program latihan yang berbeda juga, dengan waktu yang sudah mendekati kejuaraan.
Walau bagaimanapun bentuk latihan yang diberikan, pelatih dan atlet timnas tetap berusaha untuk kompak dan menjaga keutuhan dan semangat. Mereka berusaha tetap menerima. Kebulatan tekat mereka sangat nampak. Kang Tarna menyemangati seluruh anggota timnas: Apapun yang terjadi kita harus tetap bersama, kita tetap bersatu. Kita semua adalah juara. Saya yakin. Kamu juga harus yakin. Kita semua yakin.
Perlahan tapi pasti, terbuktilah keyakinan mereka dalam kenyataan. Satu persatu kejuaraan pencak silat dunia dicapai. Kejuaraan silat internasional Inggris ke-2 (Internatonal United Kingdom Championship II 2006), Singapore International Open (Senior) Pencak Silat Championship 2007, SEA Games XXIV Nakhon Ratchasima-Thailand 2007, Bali Asean Beach Games 2008, semuanya disabet Indonesia sebagai Juara Umum. Rekor yang patut dibanggakan sebagai negeri asal pencak silat.
Hanya satu kejuaraan yang lepas dari juara umum yaitu Belgian Open Championships 2007. Karena pada saat itu yang maju bukan tim lapis pertama, tapi lapis kedua. Indonesia meraih juara ke-5. Ini wajar karena tim lapis kedua baru berlatih sebulan. Berbeda dengan tim lapis pertama yang berlatih berbulan-bulan sehingga sudah membina kekuatan dan kekompakan. Tim lapis pertama sengaja tidak diturunkan karena berdasarkan prinsip pelatihan, tim hanya bertanding dalam 2 bln. Lewat dari itu waktu istirahat agar kondisi tetap prima.
Prestasi-prestasi ini hasil dari perjuangan yang berat. Pada kenyataannya memang sulit untuk menciptakan atlet silat dan juga pelatih timnas. Dibutuhkan waktu belasan tahun untuk menciptakan seorang atlet silat. Dengan proses yang lama dan diiringi ketekunan tinggi. Dibutuhkan daya hidup yang tinggi untuk bertahan dalam profesionalisme sebagai pelatih sehingga dapat menjadi pelatih silat nasional yang dapat membawa peran ke kancah global. Semuanya membutuhkan regenerasi yang baik. Bibit-bibit tak hanya dari PS Tadjimalela, tapi juga dari perguruan-perguruan pencak silat Nusantara lainnya. Bibit-bibit yang yakin, rajin dan disiplin terhadap pencak silat negeri ini. Pencak silat yang merupakan salah satu jati diri bangsa ini, yang lahir dari para leluhur, para ksatria yang menjaga negeri, tetap harus terjaga dan berkembang lewat seni, kreasi dan prestasi di muka bumi dengan peran aktif para pesilat dan pecinta silat negeri ini.
Salam Seni Budaya.
Di Belgia
* * *
Kontak pelatihan Tadjimalela :
——————————–
Abah TJETJEP SADIKIN
Aspol – Sukajadi
Jl.Sukaresik 3.No 18
RT.O4 RW.09
Kel.Cipedes, Kec.Sukajadi
Bandung 40162
Jawa Barat – Indonesia
Email : artshangkala@gmail.com
YouTube : artshangkala
*
Bagi anda yang tertarik mengenai Perguruan Silat Tadjimalela, silahkan lihat link berikutnya :
Pengalaman Pelatih Silat Lokal di Kancah Global
Momen Pelatihan dan Kejuaraan Timnas Indonesia
PS Tadjimalela – Konsolidasi Batin dalam Halal bi Halal
Artikel terkait :
Pencak Silat, Warisan Budaya Bangsa
Kelas Yoga & Singing Bowl (Genta Tibet)
Asanas Yoga, Jiwa Gembira Melalui Gerakan-Gerakan Tubuh
Asanas Yoga. Healthy & Happy of Body & Soul
Int;l Performance of I Putu Silaniyama
Seniman Pelukis Tokoh-Tokoh Besar Dunia
Thanks for What We Have – Music Performance at the Orphanage
Ki Sunda di Tatar Sunda – Indonesia
Ki Sunda di Tatar Sunda – Sunda
Leave a reply to ajumade Cancel reply